Jumat, 17 Februari 2012
16 Feb Wagub Sumsel Sambut Baik Kehadiran Forum Pemimpin Redaksi Media Lokal
Palembang, Jurnal Sumatra
Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H Eddy Yusup menyambut baik kehadiran Forum Pemimpin Redaksi Media Lokal yang deklarasinya diselenggarakan di Hotel Classie Palembang, Rabu (15/2) lalu.Acara tersebut didahului dengan laporan Ketua Panitia deklarasi, Adriyaneka Aviv Basaar yang menyatakan forum tersebut terbentuk untuk mewadahi koran-koran lokal yang ada di Palembang dan Sumatra Selatan agar dapat berkiprah lebih baik lagi. Bertindak sebagai ketua forum tersebut Jon Heri.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Selatan (Sumsel), Oktaf Riady menyatakan akan menghapuskan image wartawan “bodrex”, lantaran banyaknya keresahan di kalangan pejabat dan narasumber.
“Wartawan merupakan pekerja profesi dengan keterampilan khusus untuk menyampaikan kritik terhadap kebijakan pemerintah lewat tulisan penanya,” ujar Oktaf.
Menurut dia, di Sumsel cukup banyak media cetak yang telah terbit, dan itu akan menjadi tanggung jawab PWI dalam melakukan pembinaan baik secara managemen maupun dalam tulisan.
“Di Sumsel ini harus kita bebaskan istilah wartawan “bodrex,” sehingga yang belum terampil dalam menulis harus kita berikan bimbingan,
karena wadah untuk menyalurkan inspirasi sudah ada di media lokal,” tuturnya. Ia juga mengatakan, selama ini banyak wartawan yang melakukan kegiatan di bawah pohon. Tetapi mereka bukan wartawan “bodrex” melainkan suatu kebiasaan dari kalangan jurnalis di Palembang untuk mencari tempat mengumpul yang lebih dingin.
“Para narasumber seperti pejabat dan pengusaha jangan mengartikan semua wartawan yang mengumpul itu wartawan ‘bodrex”, tetapi karena tempat itu rindang dan diingin sehingga enak untuk mencari inpirasi menulis sambil diskusi,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Eddy Yusuf, meminta kepada para jurnalis untuk selalu bekerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Jangan memaksakan kehendak yang bertentangan dengan aturan hukum. “Wartawan itu pekerja mulia yang punya kecerdasan, sehingga diharapkan menggunakan medianya untuk melakukan kritik sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Pejabat itu bukan musuh tapi mitra jurnalis dalam pembangunan,” ujar Eddy.
Eddy menuturkan, banyaknya media di Sumsel menjadikan persaingan dalam bisnis media semakin ketat. Untuk bisa menghadap persaingan ini, maka setiap media berupaya memoles produknya untuk meningkatkan kualitas tulisan maupun bentuk promosi lainnya.
“Kalau medianya mau laku di pasaran, jangan bikin berita asal-asalan. Tetapi buatlah berita secara professional, sehingga tidak dikatakan media kecil. Sekarang ini teknologi sudah sangat maju, dan media lokal tidak hanya bisa dibaca di Sumsel, bisa juga dibaca di Jakarta serta Internasional,” tegasnya.
Usai semua rangkaian acara ditutup dengan doa yang dipandu oleh Wakil Pemimpin Redaksi Jurnal Sumatra, Sarono P Sasmito. (sps/*****)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 17 Februari 2012
16 Feb Wagub Sumsel Sambut Baik Kehadiran Forum Pemimpin Redaksi Media Lokal
Palembang, Jurnal Sumatra
Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H Eddy Yusup menyambut baik kehadiran Forum Pemimpin Redaksi Media Lokal yang deklarasinya diselenggarakan di Hotel Classie Palembang, Rabu (15/2) lalu.Acara tersebut didahului dengan laporan Ketua Panitia deklarasi, Adriyaneka Aviv Basaar yang menyatakan forum tersebut terbentuk untuk mewadahi koran-koran lokal yang ada di Palembang dan Sumatra Selatan agar dapat berkiprah lebih baik lagi. Bertindak sebagai ketua forum tersebut Jon Heri.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Selatan (Sumsel), Oktaf Riady menyatakan akan menghapuskan image wartawan “bodrex”, lantaran banyaknya keresahan di kalangan pejabat dan narasumber.
“Wartawan merupakan pekerja profesi dengan keterampilan khusus untuk menyampaikan kritik terhadap kebijakan pemerintah lewat tulisan penanya,” ujar Oktaf.
Menurut dia, di Sumsel cukup banyak media cetak yang telah terbit, dan itu akan menjadi tanggung jawab PWI dalam melakukan pembinaan baik secara managemen maupun dalam tulisan.
“Di Sumsel ini harus kita bebaskan istilah wartawan “bodrex,” sehingga yang belum terampil dalam menulis harus kita berikan bimbingan,
karena wadah untuk menyalurkan inspirasi sudah ada di media lokal,” tuturnya. Ia juga mengatakan, selama ini banyak wartawan yang melakukan kegiatan di bawah pohon. Tetapi mereka bukan wartawan “bodrex” melainkan suatu kebiasaan dari kalangan jurnalis di Palembang untuk mencari tempat mengumpul yang lebih dingin.
“Para narasumber seperti pejabat dan pengusaha jangan mengartikan semua wartawan yang mengumpul itu wartawan ‘bodrex”, tetapi karena tempat itu rindang dan diingin sehingga enak untuk mencari inpirasi menulis sambil diskusi,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Eddy Yusuf, meminta kepada para jurnalis untuk selalu bekerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Jangan memaksakan kehendak yang bertentangan dengan aturan hukum. “Wartawan itu pekerja mulia yang punya kecerdasan, sehingga diharapkan menggunakan medianya untuk melakukan kritik sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Pejabat itu bukan musuh tapi mitra jurnalis dalam pembangunan,” ujar Eddy.
Eddy menuturkan, banyaknya media di Sumsel menjadikan persaingan dalam bisnis media semakin ketat. Untuk bisa menghadap persaingan ini, maka setiap media berupaya memoles produknya untuk meningkatkan kualitas tulisan maupun bentuk promosi lainnya.
“Kalau medianya mau laku di pasaran, jangan bikin berita asal-asalan. Tetapi buatlah berita secara professional, sehingga tidak dikatakan media kecil. Sekarang ini teknologi sudah sangat maju, dan media lokal tidak hanya bisa dibaca di Sumsel, bisa juga dibaca di Jakarta serta Internasional,” tegasnya.
Usai semua rangkaian acara ditutup dengan doa yang dipandu oleh Wakil Pemimpin Redaksi Jurnal Sumatra, Sarono P Sasmito. (sps/*****)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar