JAKARTA, Jurnal Sumatra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga turut angkat bicara mengenai maraknya aksi premanisme di Ibu Kota. Presiden mengecam aksi tindakan kekerasan dengan cara apapun.
Hal tersebut dikatakan Presiden melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Istana Negara Jakarta, Selasa (21/2/2012).
"Kita telah mendengarkan bersama pernyataan Bapak Presiden bahwa tidak ada ruang untuk aksi kekerasan dan anarkisme di negeri ini. Tidak ada pembenaran untuk kekerasan oleh siapapun," tutur Julian.
Belakangan terakhir pemberitaan media ramai membahas terkait penangkapan John Kei pada Jumat, 17 Februari lalu di C'One Hotel Pulo Mas, Jakarta Timur. John dan kelompoknya diduga turut serta dalam pembunuhan mantan Direktur Utama Sanex Steel Indonesia Pembunuh Tan Harry Tantono (45) alias Ayung di Swiss BellHotel pada 26 Januari lalu.
(okz)
Kamis, 23 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kamis, 23 Februari 2012
22 Feb SBY Kecam Maraknya Aksi Kekerasan
JAKARTA, Jurnal Sumatra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga turut angkat bicara mengenai maraknya aksi premanisme di Ibu Kota. Presiden mengecam aksi tindakan kekerasan dengan cara apapun.
Hal tersebut dikatakan Presiden melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Istana Negara Jakarta, Selasa (21/2/2012).
"Kita telah mendengarkan bersama pernyataan Bapak Presiden bahwa tidak ada ruang untuk aksi kekerasan dan anarkisme di negeri ini. Tidak ada pembenaran untuk kekerasan oleh siapapun," tutur Julian.
Belakangan terakhir pemberitaan media ramai membahas terkait penangkapan John Kei pada Jumat, 17 Februari lalu di C'One Hotel Pulo Mas, Jakarta Timur. John dan kelompoknya diduga turut serta dalam pembunuhan mantan Direktur Utama Sanex Steel Indonesia Pembunuh Tan Harry Tantono (45) alias Ayung di Swiss BellHotel pada 26 Januari lalu.
(okz)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga turut angkat bicara mengenai maraknya aksi premanisme di Ibu Kota. Presiden mengecam aksi tindakan kekerasan dengan cara apapun.
Hal tersebut dikatakan Presiden melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Istana Negara Jakarta, Selasa (21/2/2012).
"Kita telah mendengarkan bersama pernyataan Bapak Presiden bahwa tidak ada ruang untuk aksi kekerasan dan anarkisme di negeri ini. Tidak ada pembenaran untuk kekerasan oleh siapapun," tutur Julian.
Belakangan terakhir pemberitaan media ramai membahas terkait penangkapan John Kei pada Jumat, 17 Februari lalu di C'One Hotel Pulo Mas, Jakarta Timur. John dan kelompoknya diduga turut serta dalam pembunuhan mantan Direktur Utama Sanex Steel Indonesia Pembunuh Tan Harry Tantono (45) alias Ayung di Swiss BellHotel pada 26 Januari lalu.
(okz)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar