Jumat, 09 Maret 2012
9 Mar Semburan gas bermunculan di Kutai Timur
Sangatta , Jurnal Sumatra
Ribuan titik semburan, yang diduga gas bumi, muncul di lahan milik salah satu warga Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Yusri Pakasi, warga RT 06 Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng yang juga pemilik lahan semburan gas, Minggu, mengatakan, titik-titk semburan gas bahkan ada yang membentuk gundukan tanah setinggi 15 sentimeter hingga 25 sentimeter.
"Dari dalam titik semburan itu keluar butiran dan menimbulkan bau busuk dan menyengat," kata Yusri Pakasi.
Dikatakannya, kalau kayu atau bambu dimasukkan ke dalam tanah di titik semburan sekitar 80 sentimeter kemudian dibakar akan menyala biru seperti nyala kompor gas. "Tinggi api antara 60 sentimeter sampai 1,5 meter," katanya.
Akibat pengaruh gas itu, warga terutama anak-anak yang mandi menggunakan air yang mengalir dari lahan itu mengalami gatal-gatal. "Jika hujan, gas dan bau hilang, tetapi kalau panas bau busuk muncul lagi," katanya.
Yusri Pakasi mengatakan kemunculan ribuan titik gas itu terjadi secara tiba-tiba sekitar enam bulan lalu.
Ia mengatakan sejak munculnya titik-titik semburan gas itu menarik warga sekitar untuk datang sekadar melihat-lihat. Ada juga warga yang mencoba menyalakan api dengan menancapkan kayu ke dalam titik semburan.
"Saya sudah melaporkan kepada pihak desa dan kecamatan. Walaupun sudah ada pejabat dari Dinas Pertambanga dan Energi Kutai Timur datang melihat, namun sampai sekarang belum ada penjelasan detail tentang fenomena semburan gas bumi itu," kata Yusri. (ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 09 Maret 2012
9 Mar Semburan gas bermunculan di Kutai Timur
Sangatta , Jurnal Sumatra
Ribuan titik semburan, yang diduga gas bumi, muncul di lahan milik salah satu warga Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Yusri Pakasi, warga RT 06 Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng yang juga pemilik lahan semburan gas, Minggu, mengatakan, titik-titk semburan gas bahkan ada yang membentuk gundukan tanah setinggi 15 sentimeter hingga 25 sentimeter.
"Dari dalam titik semburan itu keluar butiran dan menimbulkan bau busuk dan menyengat," kata Yusri Pakasi.
Dikatakannya, kalau kayu atau bambu dimasukkan ke dalam tanah di titik semburan sekitar 80 sentimeter kemudian dibakar akan menyala biru seperti nyala kompor gas. "Tinggi api antara 60 sentimeter sampai 1,5 meter," katanya.
Akibat pengaruh gas itu, warga terutama anak-anak yang mandi menggunakan air yang mengalir dari lahan itu mengalami gatal-gatal. "Jika hujan, gas dan bau hilang, tetapi kalau panas bau busuk muncul lagi," katanya.
Yusri Pakasi mengatakan kemunculan ribuan titik gas itu terjadi secara tiba-tiba sekitar enam bulan lalu.
Ia mengatakan sejak munculnya titik-titik semburan gas itu menarik warga sekitar untuk datang sekadar melihat-lihat. Ada juga warga yang mencoba menyalakan api dengan menancapkan kayu ke dalam titik semburan.
"Saya sudah melaporkan kepada pihak desa dan kecamatan. Walaupun sudah ada pejabat dari Dinas Pertambanga dan Energi Kutai Timur datang melihat, namun sampai sekarang belum ada penjelasan detail tentang fenomena semburan gas bumi itu," kata Yusri. (ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar