Minggu, 12 Februari 2012

JurnalSumatra.com

Sebelum ditabrak, pemilik warung bakso berfirasat
... berasa agak aneh saat itu, sebelum kecelakaan terjadi saya mendapat firasat. karena saya kehilangan satu kompor gas...
Bogor , Jurnal Sumatra
- Pemilik warung Bakso Ojolali, Awang, yang menjadi salah satu korban kecelakaan maut bus Karunia Bhakti mendapat firasat sebelum peristiwa terjadi.

"Memang berasa agak aneh saat itu, sebelum kecelakaan terjadi saya mendapat firasat. karena saya kehilangan satu kompor gas," kata Awang pemilik warung, di Bogor, Sabtu.

Awang mengatakan, di warung miliknya ada tiga kompor gas. Pada hari itu, satu kompor miliknya hilang.

"Tidak biasanya seperti ini, kalau kompor yang hilang, ada artinya biasanya," kata Awang.

Ia menuturkan, pada saat itu warung bakso miliknya dijaga oleh dua karyawannya yakni Aap (41) dan Aisyah (32).

Keduanya sudah lama bekerja di warung miliknya. Saat peristiwa terjadi, keduanya sedang melayani tamu yang tengah menikmati bakso buatannya.

Sekitar pukul 17.30 WIB Aap izin kepada Aisyah untuk meninggalkan warung dan melaksanakan sholat. Tak lama sekembalinya dari sholat, iapun menemukan Aisyah tidak bernyawa lagi akibat kecelakaan tersebut.
Aisyah menjadi salah satu dari 14 korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus Karunia Bhakti di Jalan Raya Puncak, depan Pafesta Cisarua.

Pihak keluarga korban, Ading (70), warga kampung Cisarua Dalam, RT 002/06 Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, menyebutkan Aisyah pergi meninggalkan seorang suami dan dua orang anak yakni Ramdani (7) dan Ranianto (14).

Ading mengaku pertama kali mendengar kabar anaknya tewas dari teman anaknya di warung.





"Saya langsung mengabari suaminya, yang langsung berangkat ke lokasi. Saat kejadian Aisyah sudah tidak bernyawa lagi," ujar Ading.

Peristiwa meninggalnya Aisyah menoreh luka yang dalam bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Masgim (40) suami korban mengaku berat menerima kejadian tersebut.

"Saya minta aparat kepolisian agar menjatuhi hukuman setimpal kepada pelakunya. Karena perbuatan dia telah merenggut nyawa istri saya," katanya dengan isak.

Namun, Masgim berharap peristiwa tersebut tidak terulang lagi sehingga tidak ada lagi orang yang menjadi korban.

Aisyah tewas terhantam bus Karunia Bhakti yang diduga mengalami rem blong dan menghatam warung tempat ia bekerja.

Selain Aisyah, 13 orang lainnya tewas dan 47 orang lainnya luka-luka, 10 diantaranya kritis akibat kecelakaan tersebut. Peristiwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.40 WIB Jumat (10/2) di Jalan Raya Puncak. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 12 Februari 2012

JurnalSumatra.com

Sebelum ditabrak, pemilik warung bakso berfirasat
... berasa agak aneh saat itu, sebelum kecelakaan terjadi saya mendapat firasat. karena saya kehilangan satu kompor gas...
Bogor , Jurnal Sumatra
- Pemilik warung Bakso Ojolali, Awang, yang menjadi salah satu korban kecelakaan maut bus Karunia Bhakti mendapat firasat sebelum peristiwa terjadi.

"Memang berasa agak aneh saat itu, sebelum kecelakaan terjadi saya mendapat firasat. karena saya kehilangan satu kompor gas," kata Awang pemilik warung, di Bogor, Sabtu.

Awang mengatakan, di warung miliknya ada tiga kompor gas. Pada hari itu, satu kompor miliknya hilang.

"Tidak biasanya seperti ini, kalau kompor yang hilang, ada artinya biasanya," kata Awang.

Ia menuturkan, pada saat itu warung bakso miliknya dijaga oleh dua karyawannya yakni Aap (41) dan Aisyah (32).

Keduanya sudah lama bekerja di warung miliknya. Saat peristiwa terjadi, keduanya sedang melayani tamu yang tengah menikmati bakso buatannya.

Sekitar pukul 17.30 WIB Aap izin kepada Aisyah untuk meninggalkan warung dan melaksanakan sholat. Tak lama sekembalinya dari sholat, iapun menemukan Aisyah tidak bernyawa lagi akibat kecelakaan tersebut.
Aisyah menjadi salah satu dari 14 korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus Karunia Bhakti di Jalan Raya Puncak, depan Pafesta Cisarua.

Pihak keluarga korban, Ading (70), warga kampung Cisarua Dalam, RT 002/06 Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, menyebutkan Aisyah pergi meninggalkan seorang suami dan dua orang anak yakni Ramdani (7) dan Ranianto (14).

Ading mengaku pertama kali mendengar kabar anaknya tewas dari teman anaknya di warung.





"Saya langsung mengabari suaminya, yang langsung berangkat ke lokasi. Saat kejadian Aisyah sudah tidak bernyawa lagi," ujar Ading.

Peristiwa meninggalnya Aisyah menoreh luka yang dalam bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Masgim (40) suami korban mengaku berat menerima kejadian tersebut.

"Saya minta aparat kepolisian agar menjatuhi hukuman setimpal kepada pelakunya. Karena perbuatan dia telah merenggut nyawa istri saya," katanya dengan isak.

Namun, Masgim berharap peristiwa tersebut tidak terulang lagi sehingga tidak ada lagi orang yang menjadi korban.

Aisyah tewas terhantam bus Karunia Bhakti yang diduga mengalami rem blong dan menghatam warung tempat ia bekerja.

Selain Aisyah, 13 orang lainnya tewas dan 47 orang lainnya luka-luka, 10 diantaranya kritis akibat kecelakaan tersebut. Peristiwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.40 WIB Jumat (10/2) di Jalan Raya Puncak. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar