Senin, 26 Maret 2012

Serangan Tomcat Makin Mengganas


PURWAKARTA, Jurnal Sumatra
Serangan serangga tomcat disejumlahdaerah di Jawa Barat makin mengganas. Kali ini puluhan petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Purwakarta menjadi korbannya.


Pasalnya, kulit para petugas melepuh seperti mengalami luka bakar.Luka tersebut pada umumnya terdapat di bagian tangan, wajah, dan pundak. Tidak hanya itu, mereka selama beberapa hari mengalami demam tinggi.

Serangan sejenis serangga itu menurut sejumlah petugas Damkar, sudah terjadi sejak sepekan lalu.Ketika itu serangan diawali dengan banyaknya tomcat menempeldidindingkantordiJalan Ahmad YaniNo113,Kelurahan Cipaisan.Awalnya para petugas tidak menyangka jika binatang tersebut yang banyak menimbulkan korban sebagaimana marak diberitakan dimedia massa. Mereka baru menyadari saat mengalami gejala demam tinggi, serta di bagian kulit yang tersentuh cairan dari tomcat seperti terbakar.

Kasus itu sempat membuat khawatir seisi kantor,lantaran gejala serupa terjadi secara massal sehingga beberapa di antaranya berinisiatif melaporkan kasus tersebut kepada Dinas Kesehatan setempat. Di bagian lain, Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Purwakarta Suhandi membenarkan jika serangan tomcat sempat membuat panik anggota Damkar.Namun,kasus itu tidak mengganggu aktivitas Damkar sehari-hari.Pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan normal.

“ Petugas kami yang mendapat serangan itu pada umumnya mereka yang piket di lantai dua. Sebab,padasaatseranganterjadi, binatang ini paling banyak menempel di dinding ruangan itu. Kalau pun di kantor Damkar terjadi serangan tomcat,sangatlah beralasan karena belakang kantor merupakan areal persawahan,” kata Suhandi. Hal yang sama juga dialami warga Kabupaten Kuningan,di antaranya di Perumahan Panorama Alam Kuningan Resor,Desa Gunung Keling,Kecamatan Cigugur.

Sejumlah warga di perumahan tersebut mengaku terkenaserangantomcathinggamengalami luka seperti penyakit herpes. Seperti yang dialami Ikasari Ratnawati, 26, warga perumahan tersebut mengaku sejak tiga hari terakhir di rumahnya terdapat banyak serangga tomcat. Meski mengaku serangga tersebut bukan hal baru baginya, namun keberadaannya kali ini tergolong tak biasa. Selain menyerang permukiman warga, serangan tomcat juga terjadi di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kuningan yang berada di Jalan Aruji,Kecamatan Kuningan.

Salah seorang staf BNN, Juju Juhadi, mengaku kantornya mulai diserang serangga tomcat sejak hari Kamis (22/3) lalu.“Adabeberapatemankami yang mengalami gatal-gatal akibat terkena cairan tomcat ini, namun sepertinya tidak terlalu parah,”kata Juju. Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Penyuluh Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan Dodi Nurochmattudin mengungkapkan keberadaan serangga tomcat sebenarnya sudah biasa di kalangan petani.

Serangan serangga tomcat, kata Dodi merupakan sebuah imbas dari keseimbangan alam yang mulai terganggu, seperti serangan ulat bulu beberapa waktu lalu. “Mungkin akibat berkurangnya lahan pertanian atau sebagian besar lahan pertanian sudah memasuki masa panen sehingga mereka merambah ke pemukiman warga,”kata Dodi. (snd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 26 Maret 2012

Serangan Tomcat Makin Mengganas


PURWAKARTA, Jurnal Sumatra
Serangan serangga tomcat disejumlahdaerah di Jawa Barat makin mengganas. Kali ini puluhan petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Purwakarta menjadi korbannya.


Pasalnya, kulit para petugas melepuh seperti mengalami luka bakar.Luka tersebut pada umumnya terdapat di bagian tangan, wajah, dan pundak. Tidak hanya itu, mereka selama beberapa hari mengalami demam tinggi.

Serangan sejenis serangga itu menurut sejumlah petugas Damkar, sudah terjadi sejak sepekan lalu.Ketika itu serangan diawali dengan banyaknya tomcat menempeldidindingkantordiJalan Ahmad YaniNo113,Kelurahan Cipaisan.Awalnya para petugas tidak menyangka jika binatang tersebut yang banyak menimbulkan korban sebagaimana marak diberitakan dimedia massa. Mereka baru menyadari saat mengalami gejala demam tinggi, serta di bagian kulit yang tersentuh cairan dari tomcat seperti terbakar.

Kasus itu sempat membuat khawatir seisi kantor,lantaran gejala serupa terjadi secara massal sehingga beberapa di antaranya berinisiatif melaporkan kasus tersebut kepada Dinas Kesehatan setempat. Di bagian lain, Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Purwakarta Suhandi membenarkan jika serangan tomcat sempat membuat panik anggota Damkar.Namun,kasus itu tidak mengganggu aktivitas Damkar sehari-hari.Pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan normal.

“ Petugas kami yang mendapat serangan itu pada umumnya mereka yang piket di lantai dua. Sebab,padasaatseranganterjadi, binatang ini paling banyak menempel di dinding ruangan itu. Kalau pun di kantor Damkar terjadi serangan tomcat,sangatlah beralasan karena belakang kantor merupakan areal persawahan,” kata Suhandi. Hal yang sama juga dialami warga Kabupaten Kuningan,di antaranya di Perumahan Panorama Alam Kuningan Resor,Desa Gunung Keling,Kecamatan Cigugur.

Sejumlah warga di perumahan tersebut mengaku terkenaserangantomcathinggamengalami luka seperti penyakit herpes. Seperti yang dialami Ikasari Ratnawati, 26, warga perumahan tersebut mengaku sejak tiga hari terakhir di rumahnya terdapat banyak serangga tomcat. Meski mengaku serangga tersebut bukan hal baru baginya, namun keberadaannya kali ini tergolong tak biasa. Selain menyerang permukiman warga, serangan tomcat juga terjadi di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kuningan yang berada di Jalan Aruji,Kecamatan Kuningan.

Salah seorang staf BNN, Juju Juhadi, mengaku kantornya mulai diserang serangga tomcat sejak hari Kamis (22/3) lalu.“Adabeberapatemankami yang mengalami gatal-gatal akibat terkena cairan tomcat ini, namun sepertinya tidak terlalu parah,”kata Juju. Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Penyuluh Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan Dodi Nurochmattudin mengungkapkan keberadaan serangga tomcat sebenarnya sudah biasa di kalangan petani.

Serangan serangga tomcat, kata Dodi merupakan sebuah imbas dari keseimbangan alam yang mulai terganggu, seperti serangan ulat bulu beberapa waktu lalu. “Mungkin akibat berkurangnya lahan pertanian atau sebagian besar lahan pertanian sudah memasuki masa panen sehingga mereka merambah ke pemukiman warga,”kata Dodi. (snd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar