Selasa, 27 Maret 2012

Masyarakat Terlantar



Medan, Jurnal Sumatra
Ribuan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Medan kemarin mogok beroperasi sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).


Kondisi ini membuat sebagian masyarakat yang hendak berangkat kerja terlantar.Begitu pula dengan pelajar yang terpaksa mengurungkan niat berangkat ke sekolah karena tidak ada angkot beroperasi. Yeni, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Medan misalnya, ia akhirnya kembali ke rumah,setelah hampir sejam menunggu angkot di gang tak juga ada yang muncul.

“Saya sudahmenungguhingga sejam lebih tapi tak satupun angkot yang lewat, katanya semua ikut demo. Tapi, ya sudahlah, tidak bisa ke sekolah hari ini jadinya,” ujar warga Simpang Limun ini. Dari pantauan di lapangan kemarin, jalan-jalan di kawasan inti kota terlihat lengang. Tidak seperti biasanya yang ramai dengan angkot.Ketua Keluarga Besar Pengemudi dan Pemilik Kendaraan (Kesper) Kota Medan Israel Situmeang membenarkan adanya aksi mogok sopir angkot. “Hari ini ada 60% angkutan kota dari 17 merek yang mogok. Target kami seharusnya 100% atau sebanyak 12.000 angkot di Medan tidak beroperasi,”katanya.

Sejak pagi Kesper terus mengajak para sopir angkot untuk ikut berunjuk rasa.Sopir yang melintas di beberapa kawasan, seperti Simpang Limun, Pulo Brayan, Simpang Pos,Titi Kuning dan Kampung Lalang dihentikan dan diajak bersama- sama turun ke jalan. Namun, tidak semua sopir angkotikutberunjukrasa.Masih ada 40% angkot di Medan yang masih beroperasi,karena merekatakutdiintimidasipihakkepolisian. “Polisi melarang kami mengajak sopir angkot ikut berdemo. Akibatnya tadisempatada tujuhanggotakamiyangditahan di Polsek Patumbak ketika sedang berupaya mengajak sopir untuk ikut aksi unjuk rasa. Namun, sekarang sudah dibebaskan karena alasan polisi menahan tidak kuat,”ucapnya.

Israel memastikan aksi mogok para sopir angkot bakal terus berlanjut hingga pemerintah membatalkan rencananya menaikkan harga BBM. “Inilah konsekuensinya.Kami akan terus melakukan aksi mogok hingga pemerintah SBY membatalkan kenaikan harga BBM,”tegasnya.Para sopir bersedia tidak mencari nafkah karena dampak kenaikan harga BBM dinilai lebih berat ke depannya. Karena kenaikan harga BBM dipastikan berpengaruh terhadap harga suku cadang (spare part).“Kenaikan harga BBM ini tidak memberikan solusi bagi kami,bahkan semakin memberatkan posisi kami.Oleh karena itu kami akan terus berunjuk rasa,”paparnya.

Sementara itu,Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumut Haposan Siallagan mengaku hingga kini belum memerintahkan anggotanya melakukanaksiunjukrasa. Pihaknya masih menunggu arahan dari Organda pusat.Kemungkinan aksi dilakukan Kamis (29/3) mendatang. Begitupun, Haposan memastikan Organda tetap menolak kenaikan harga BBM.

“Kalau pemerintah memberikan subsidi di SPBU untuk angkot, kemungkinan kami bisa menerimanya.Tapi kalau harga BBM naik tanpa adanya subsidi, maka jelas kami menolak dan akan melakukan aksi unjuk rasa,”tuturnya. (snd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 27 Maret 2012

Masyarakat Terlantar



Medan, Jurnal Sumatra
Ribuan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Medan kemarin mogok beroperasi sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).


Kondisi ini membuat sebagian masyarakat yang hendak berangkat kerja terlantar.Begitu pula dengan pelajar yang terpaksa mengurungkan niat berangkat ke sekolah karena tidak ada angkot beroperasi. Yeni, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Medan misalnya, ia akhirnya kembali ke rumah,setelah hampir sejam menunggu angkot di gang tak juga ada yang muncul.

“Saya sudahmenungguhingga sejam lebih tapi tak satupun angkot yang lewat, katanya semua ikut demo. Tapi, ya sudahlah, tidak bisa ke sekolah hari ini jadinya,” ujar warga Simpang Limun ini. Dari pantauan di lapangan kemarin, jalan-jalan di kawasan inti kota terlihat lengang. Tidak seperti biasanya yang ramai dengan angkot.Ketua Keluarga Besar Pengemudi dan Pemilik Kendaraan (Kesper) Kota Medan Israel Situmeang membenarkan adanya aksi mogok sopir angkot. “Hari ini ada 60% angkutan kota dari 17 merek yang mogok. Target kami seharusnya 100% atau sebanyak 12.000 angkot di Medan tidak beroperasi,”katanya.

Sejak pagi Kesper terus mengajak para sopir angkot untuk ikut berunjuk rasa.Sopir yang melintas di beberapa kawasan, seperti Simpang Limun, Pulo Brayan, Simpang Pos,Titi Kuning dan Kampung Lalang dihentikan dan diajak bersama- sama turun ke jalan. Namun, tidak semua sopir angkotikutberunjukrasa.Masih ada 40% angkot di Medan yang masih beroperasi,karena merekatakutdiintimidasipihakkepolisian. “Polisi melarang kami mengajak sopir angkot ikut berdemo. Akibatnya tadisempatada tujuhanggotakamiyangditahan di Polsek Patumbak ketika sedang berupaya mengajak sopir untuk ikut aksi unjuk rasa. Namun, sekarang sudah dibebaskan karena alasan polisi menahan tidak kuat,”ucapnya.

Israel memastikan aksi mogok para sopir angkot bakal terus berlanjut hingga pemerintah membatalkan rencananya menaikkan harga BBM. “Inilah konsekuensinya.Kami akan terus melakukan aksi mogok hingga pemerintah SBY membatalkan kenaikan harga BBM,”tegasnya.Para sopir bersedia tidak mencari nafkah karena dampak kenaikan harga BBM dinilai lebih berat ke depannya. Karena kenaikan harga BBM dipastikan berpengaruh terhadap harga suku cadang (spare part).“Kenaikan harga BBM ini tidak memberikan solusi bagi kami,bahkan semakin memberatkan posisi kami.Oleh karena itu kami akan terus berunjuk rasa,”paparnya.

Sementara itu,Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumut Haposan Siallagan mengaku hingga kini belum memerintahkan anggotanya melakukanaksiunjukrasa. Pihaknya masih menunggu arahan dari Organda pusat.Kemungkinan aksi dilakukan Kamis (29/3) mendatang. Begitupun, Haposan memastikan Organda tetap menolak kenaikan harga BBM.

“Kalau pemerintah memberikan subsidi di SPBU untuk angkot, kemungkinan kami bisa menerimanya.Tapi kalau harga BBM naik tanpa adanya subsidi, maka jelas kami menolak dan akan melakukan aksi unjuk rasa,”tuturnya. (snd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar